ABAH ANTON CHARLIYAN DAMPINGI PROF DR AGUS ARIS MUNANDAR & TIM KUNJUNGI CANDI PUNDEN BERUNDAK DAN BATU PANGCALIKAN DI PARIGI GALUNGGUNG TASIKMALAYA
Metrojabaronline.com
Tasikmalaya,- Parigi Leuwisari Singaparna Tasikmalaya, September 2024. Abah Anton Charliyan Tokoh Budaya Nasional dari Tatar Sunda terlihat mendampingi Rombongan Tim Prof Dr Agus Aris Munandar, Pakar Arkeologi dan Sejarah Senior di Indonesia dari Universitas Indonesia.
Hadir dalam rombongan tim tersebut kurang lebih 11 anggota Guru besar Para Peneliti senior dari Universitas Indonesia antara lain Prof Dr Titik Pujiastuti Pakar Naskah Kuno, Prof Tuti Nur Muas Ahli Sejarah, Prof Mujizah Pakar Gambar & Naskah Kuno, Prof Teryata Mart ahli Fisika, Prof Mina Elfira ahli Gender, Prof Rahayu Ahli Linguistik, Prof Bandi ahli Herbal dan lain - lain.
Kedatangan tim dan rombongan disambut hangat oleh Masyarakat Parigi Galunggung dan diterima oleh Punduh dan Ketua Tim Expedisi Hadi Permana.
Ketika diminta Pendapatnya tentang Penemuan Candi di Parigi tersebut Prof Aris mengatakan Bahwa Yang telah ditemukan tersebut merupakan Sebuah Artefak PUNDEN BERUNDAK dan BATU PANGCALIKAN / BATU PANYANDAAN. Dan BUKAN Sebuah MAKAM PETILASAN . walaupun tidak terlalu Besar tapi sudah masuk Klasifikasi PUNDEN BERUNDAK dimana Strukturnya juga sudah Benar dan selaras dengan Budaya Sunda kuno , dimana Tingkatan Pundenya 3 (tiga) Undakan dan di struktur paling atas ada 3 (tiga) Menhir, serta didepan belakang ada Batu Penghalang seolah berfungsi sebagai tiang tolak bala.
Punden Berundak mini ini sejenis punden Berundak yang ada di Gunung Penanggungan Jatim. Fungsinya adalah diduga sebagai Sarana untuk Peribadatan di zaman dulu sekitar awal - awal abad Masehi.
Punden berundak ini juga ketika beribadat biasanya di putari tiga kali sebagai sarana untuk mensucikan diri para peziarah Papar Beliau sambil mencontoh kan berjalan mengelilingi Punden tersebut.
Adapun ditemukannya Batu Satangtung yang didepanya ada batu datar empat persegi panjang, memang Strukturnya harus demikian, batu datar tersebut harus ada didepan batu satangtung. Inilah yang disebut BATU PANYANDAAN atau BATU PANGCALIKAN yang berfungsi sebagai tempat PANGCALIKAN PARA LELUHUR dan tempat PENYIMPANAN SAJIAN / PERSAJIAN.
Diakhir Kunjungan Prof Agus Sampaikan : Ternyata di Kawasan Galunggung ini banyak ditemukan ARTEFAK2 YANG LUAR BIASA, sebagai Peninggalan Para Leluhur Sunda Galuh dimasa lalu, untuk itu Agar Pihak Pemerintah, Pemda dan pihak terkait memberi Perhatian yang serius karena Semua yg ditemukan Tim Expedisi Galunggung ini jelas - jelas merupakan ARTEFAK Peninggalan Sejarah dimasa lalu yang perlu di teliti lebih lanjut, baik Punden Berundak, batu Pangcalikan yang di temukan di Parigi maupun Cirkle Stone yang ditemukan di Jahyang.
Kami dan timpun salut dan mengucapkan Selamat Kepada Tim Expedisi Galunggung agar terus Berkarya dan Berkarya dengan semangat. dan tim Expedisi ini pun harusnya agar bisa disuport juga oleh Pemerintah maupun pihak ketiga / perusahaan yang peduli dengan di Sejarah dan Budaya. Sehingga sejarah Sunda dan Nusantara Kedepan makin terbuka dan terang benderang.
Adapun Anton Charliyan yang juga sebagai Ketua Umum Lintas Budaya Nusantara dan Ketua Dewan Penasihat PWI & PJS Pusat dalam keteranganya mengatakan : Mengucapkan Terimakasih atas Kedatangan tim yang begitu lengkap, hal ini sebuah kehormatan yg luar biasa bagi masyarakat PO arigi Tasikmalaya, mudah - mudahan kedepan Prof Agus dan tim jangan bosan - bosan nya untuk terus bisa memberikan arahan dan bimbingan kepada Tim Expedisi Galunggung ini yang kerap melakukan Penelian situs dan eskafasi yang diduga merupakan tempat dan Artefak benda - benda sejarah. Dimana sebelumnya pun Prof Agus dan Tim pernah mengunjungi juga Batu Lingkar di Jahyang Salawu Tasikmalaya . Demikian Abah Anton Menutup Wawancara dengan Tim redaksi kami di lokasi tersebut.
Red